Senin, 02 September 2013

“hidup tak selamanya linier & tubuh tak seharusnya tersier”

Coba pahami kalimat di atas,,kata-kata itu cukup mem-brainwash & tertanam sangat dalam di benak saya..apa yang membuat saya menjadi begitu terkesan setelah saya mendengarnya? Yaitu memanjakan diri sendiri agar tidak FRUSTASI, apalagi sampai BUNUH DIRI!! Seperti “tren” yang sedang terjadi di negeri ini...
Kebanyakan dari mereka yang frustasi, hingga bunuh diri sudah tidak dapat lagi berfikir dengan waras atau sewajarnya..kenapa? penatnya lika-liku kehidupan & beratnya beban yang harus ditanggung sudah merajai fikiran mereka..(bagi mereka) tak ada jalan lain selain MATI untuk mengakhiri penderitaan yang dialaminya!, (menurut pemikiran saya) padahal mereka tak usah repot-repot untuk mendahului kehendak Tuhan YME (Allah), toh’ kita semua akan mati bila memang sudah dijemput ajal!! Tapi bagaimanapun juga mereka adalah mereka, saya adalah saya & anda adalah anda!!
Kita semua berbeda, tapi bukan berarti selamanya kita berbeda..untuk hal ini saya harap kita sama, dengan kata lain satu pemahaman..saya mencoba menganalisa mengapa bunuh diri menjadi solusi (bagi mereka)?
Manusia melontarkan atau mengucapkan kurang lebih ribuan kata dalam sehari..sebelum kata-kata itu terucapkan..otak, syaraf dan beberapa anggota tubuh lainnya bekerja untuk mencerna, berfikir, hingga meng-ekspresikan kata-kata tersebut...hal itu tentu sangat melelahkan dan membahayakan diri kita, bila kita tidak dapat me-maintain hidup kita dengan baik...dan rata-rata dari mereka tidak dapat me-maintain hidupnya dengan baik!!
Apa maksud dari kalimat mereka tidak dapat me-maintain hidupnya dengan baik? Maintain dalam bahasa Indonesia ialah memelihara..artinya (me-maintain hidup) mereka tidak dapat memelihara hidupnya dengan baik!! Oleh karena itu banyak masalah yang timbul dan menetap dalam hidupnya…
Ada sebuah teori tentang agresi yang menceritakan tentang orang yang frustasi (drive theory of aggression), “Jika Individu mengalami frustasi, ia akan melakukan tindakan yg menimbulkan gangguan pada benda atau orang lain”. sejujurnya saya sendiri merupakan orang yang pernah sampai pada titik itu, tapi Alhamdulillah hanya sebatas frustasi, tidak sampai gelap mata, budek kuping! apalagi soal cinta yang benar-benar buatku gelap mata, ingin rasanya aku melakukan (bunuh diri)..lalu bagaimana saya melewatinya? Dengan menjalankan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tak perlu menyesali apa yang pernah kita perbuat, karena hidup tak selamanya linier
2. Berhenti berandai-andai!! Atau memikirkan yang tak mungkin terjadi!!, karena anda bisa saja makin terpuruk akan hal ini, bila ternyata tidak tercapai!!
3. Alihkan masalah (sejenak) dengan hal-hal yang menyenangkan, seperti berkumpul bersama teman, teriak dengan lantang di dalam ataupun luar ruang, dan apabila menangis menyenangkan untuk anda silahkan saja, asal jauhi tempat ketinggian dan benda-benda yang dapat membahayakan anda!
4. Setelah agak terasa lega (walaupun sedikit), sekarang waktunya anda untuk istirahat, yakni tidur yang berkecukupan..karena tubuh tak seharusnya tersier!
5. Bangun dari tidur sekarang saatnya anda untuk mengadukan atau curhat masalah anda dengan siapa saja yang berkompeten menurut anda untuk memperoleh solusi (lebih dari satu & kurang dari 4 akan lebih baik), kalau menurut saya yang paling berkompeten tentu Tuhan YME (Allah) baru keluarga atau teman dekat.
6. Mulailah Hadapi masalah itu dengan tenang & ikhlas, karena kunci kita untuk berfikir positif adalah ikhlas!!
Kita tetap tidak akan bisa melewati atau melupakan masalah dengan waktu yang singkat, kecuali kita sudah mendapatkan penyelesaian masalah tersebut..maka dari itu jika anda ingin masalah anda cepat selesai, hadapilah masalah itu dengan tenang dan ikhlas (akan hasilnya)..apabila masalah anda sudah selesai, mulailah me-maintain hidup dengan benar & selalu ingatkan diri anda bahwa “hidup tak selamanya linier & tubuh tak seharusnya tersier”...setidaknya hal itu dapat menjadi modal awal anda untuk menjadi lebih bijak & lebih baik lagi dari sebelumnya…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar